Selasa, 25 Desember 2012

Teknologi Peduli Sampah Indonesia


Sampah memang menjadi masalah bagi seluruh negara yang ada di dunia. Indonesia pun begitu, sampah yang menggunung ialah salah satu masalah besar yang hingga sekarang belum terpecahkan.
Banyak yang menganggap bahwa masalah ini ialah tanggung jawab pemerintah semata. Namun, itu adalah anggapan yang salah, karena walaupun pemerintah sudah berusaha, tidak ada artinya jika masyarakatnya sendiri tidak memiliki kesadaran untuk membantu.
Produksi sampah di Jakarta  mencapai 6.500 ton per harinya dan semakin hari sampah yang diproduksi semakin bertambah. Kalau begini, kian hari kota Jakarta bisa semakin tertimbun oleh sampah.
0_Incinerator_ITF_Jakarta_Asrul_Greenweb_Posko_Hijau_Singapura_Jepang_Jerman_Sampah.jpg (1600×760)
 Hanya sekedar membuang sampah di tempatnya pun belum tentu akan mengurangi jumlah sampah yang terdapat di perkotaan. Maka dari itu, salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah ialah dengan daur ulang. Daur ulang sendiri berarti memanfaatkan kembali sampah yang masih bisa digunakan, sehingga secara otomatis, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di kota ini.
Sampah bukan hanya dapat diolah menjadi pupuk organik, tetapi juga bisa menjadi sumber energi alternatif. Beberapa negara yang sudah maju seperti Denmark, Swiss, Amerika, dan Perancis telah memaksimalkan pengolahan sampah menjadi tenaga listrik.
Pengolahan sampah ini menguntungkan banyak pihak. Selain mengurangi bau busuk sekaligus mengolah sampah menjadi pembangkit listrik, cara mengolah sampah seperti ini dapat menghemat penggunaan BBM dalam nilai yang cukup besar.
Prinsip pengolahannya pun sangat sedeharna. Pertama, sampah yang ada dibakar terlebih dahulu hingga menghasilkan panas (proses konversi termal). Panas yang dihasilkan dari pembakaran itu nantinya akan dimanfaatkan agar dapat mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi, dengan bantuan boiler. Uap yang bertekanan tinggi tersebut akan digunakan untuk memutar bilah turbin yang dihubungkan ke generator dengan bantuan poros. Generator tersebut akan menghasilkan listrik dan listrik yang dihasilkan akan dialirkan ke rumah-rumah dan pabrik-pabrik agar dapat digunakan.
Dilihat dari prosesnya yang tidak sulit, sepertinya masyarakat biasa pun bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia sendiri, pengolahan sampah ini mulai diterapkan oleh beberapa perusahaan, seperti PT Pertamina (Persero) yang melebarkan sayap bisnisnya dengan cara melibatkan diri dalam proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Selain mengubah sampah menjadi energi listrik, ada juga pengolahan sampah lain yang walaupun tidak memberikan banyak keuntungan, namun tetap bisa mengurangi jumlah sampah yang ada di Jakarta. Saat ini, Dinas Kebersihan sedang mengembangkan pengolahan sampah melalui intermediate treatment facility (ITF). Pola pengolahan sampah di ITF berbasis teknologi tinggi, modern, tepat guna, dan ramah lingkungan.
Tujuannya ialah mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna (from waste to energy). Saat ini terdapat tiga ITF di Jakarta, yakni ITF Sunter, ITF Cakung-Cilincing, dan ITF Marunda. ITF – ITF ini mengolah sampah anorganik dengan cara memfermentasikannya hingga menjadi bahan bakar pembangkit listrik atau sumber BBG.
Ternyata, teknologi pengolahan sampah yang ada di Jakarta telah berkembang sangat pesat. Namun, apakah masyarakatnya sudah berperan aktif dalam usaha pemerintah yang mau mengolah sampah ? Hanya diri kita sendiri yang mampu menjawabnya sebagai rakyat Jakarta. Mari kita dukung usaha pemerintah dalam menanggulangi sampah yang terus menggunung dengan turut mendaur ulang sampah yang ada di sekitar kita. Salam warga Jakarta!

0 komentar:

Posting Komentar