Teknik pengolahan sampah yang baik dan benar perlu dijadikan sebagai pusat perhatian bagi kita sebagai generasi muda saat ini. Sebelum
mengolah sampah, kita perlu melakukan pemisahan terlebih dahulu agar proses pengolahan dapat berjalan dengan lebih efektif dan
efisien. Berdasarkan jenisnya, sampah dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni sampah organik dan sampah
anorganik.
Sampah organik merupakan sampah
yang berasal dari mahkluk hidup dan dapat
terurai kembali ke alam secara sempurna. Sampah organik yang terurai dapat berubah menjadi pupuk kompos yang merupakan pupuk alami terbaik bagi
tanaman.
Sekolah Regina Pacis sendiri
telah mempraktekan pengolahan sampah
organik tersebut. Pengolahan sampah
organik yang berupa daun-daunan kering ini telah dilakukan sejak tahun 1997. Pengolahan
sampah organik ini dilaksanakan oleh beberapa karyawan setia Regina Pacis,
seperti Bapak Rukhiyat, Bapak Usma, Bapak Parjianto, dan Bapak Dodot.
Secara berkala, mereka menggali
sebuah lubang di halaman belakang SMP
untuk diisi dengan sampah-sampah organik. Setelah penuh, lubang ini ditutup
kembali dengan tanah. Sampah-sampah organik yang telah tertimbun itu pun
didiamkan selama kurang lebih 3 - 6 bulan lamanya. Setelah sampah organik tersebut
terurai sempurna, lubang tersebut kembali digali untuk diambil pupuk komposnya. Pupuk ini pun dipindahkan ke
dalam polybag-polybag yang telah disediakan oleh sekolah untuk kemudian digunakan sebagai peyubur tanah tempat tanaman hijau
sekolah tumbuh dengan suburnya.
"Dengan begini, sekolah
tidak perlu lagi membeli pupuk untuk menyuburkan tanaman - tanamannya." ujar Bapak Usma saat diwawancarai Kamis (13/12) lalu.
Ternyata, selain
dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di lingkungan sekolah Regina Pacis, pengolahan sampah organik menjadi pupuk ini, juga dapat
memberikan keuntungan lainnya, yaitu pupuk kompos
gratis untuk sekolah. Semoga pengelolaan sampah ini dapat terus berlanjut dan
berkembang di SMA Regina Pacis!
0 komentar:
Posting Komentar