Senin, 11 Maret 2013

Turnamen Unta Mencari Cinta



     Turki merupakan sebuah negara besar di kawasan Eurasia yang berbentuk republik. Kota terpenting dan terbesar dari negara Eropa ini ialah Istanbul, namun ibu kota Turki berada di Ankara. Mayoritas penduduknya ialah kaum muslim, dimana 96% dari total penduduknya memeluk agama Islam. 

     Selain itu, Turki merupakan salah satu negara yang paling banyak dituju oleh para wisatawan mancanegara, dimana ia menawarkan berbagai pemandangan yang menakjubkan serta wisata kuliner yang menggugah selera. Tak hanya pemandangan alamnya yang eksotis, bangunan tua di negara Turki pun sangat menawan, dimana situs bersejarah tersebut masih terawat dengan baik hingga kini. 

    Masyarakat Turki pun sangat menghargai kebudayaan dan tradisi yang mereka miliki. Budaya - budaya unik yang telah lama ditinggalkan oleh nenek moyang mereka, masih mereka lestarikan pada masa yang modern ini. Tradisinya yang sangat beragam, menjadikan Turki sebagai negara yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satu budayanya yang paling memikat hati para wisatawan ialah Camel Wrestling, dimana tradisi yang telah ada sejak 2.400 tahun yang lalu ini paling populer di sepanjang pantai Barat Turki.

     Camel Wrestling merupakan salah satu tradisi masyarakat Turki yang menjadi bagian dari cabang olahraga tradisional. Dalam tradisi ini, unta akan dijadikan sebagai tokoh utama dalam perayaan. 

     Unta akan diadu dengan sesama unta, dimana unta yang diadu akan dihias dengan berbagai ornamen unik, seperti pelana dengan ukiran-ukiran cantik, kain warna-warni, hingga lonceng yang akan bergemerincing ketika ia melompat. Iringan musik dan tarian khas Turki pun akan mengiringi jalannya pertandingan ini. 

     Namun, hanya unta jantan lah yang dapat diadu dalam turnamen ini. Debu-debu yang bertebaran di stadion, hanya bisa dirasakan oleh para unta jantan yang sedang mencari cinta. Turnamen ini digunakan sebagai ajang pamer kekuatan bagi unta jantan untuk menarik perhatian serta meyakinkan unta betina bahwa ialah yang patut untuk disandingkan dengannya. 

     Unta yang keluar dari arena pertandingan akan dinyatakan kalah, sedangkan unta yang tetap berada di dalam arena pertandingan adalah unta yang dinyatakan sebagai pemenang. Memang penentuan pemenang yang aneh, namun hanya itulah yang dapat dilakukan oleh pelaksana turnamen ini, karena pada dasarnya unta memang bukanlah hewan aduan. 

     Maka dari itu, tujuan sesungguhnya dari turnamen ini hanyalah kesenangan dari para peminatnya saja, dimana hewan yang tidak memiliki sisi agresif sama sekali, justru diminta untuk saling bergulat. Pertandingan ini lebih mirip sebagai ajang komedi yang lucu daripada sebuah pertempuran berdarah. Jadi, apakah Anda tertarik untuk melihat secara langsung pertandingan antara unta jantan yang saling unjuk kekuatan demi meraih cinta sang betina ?

Kimkit Meramaikan Imlek


     Perayaan Imlek selalu dirayakan pada tanggal yang berbeda-beda untuk setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan oleh adanya penyesuaian tanggal dengan kalender China, dimana tanggalan tersebut berbeda dengan kalender internasional yang biasa dipakai oleh Indonesia. Pada tahun 2013 ini, Imlek jatuh pada tanggal 10 Februari, tepatnya hari Minggu lalu. Tahun ini, shio naga digantikan oleh shio ular, dimana jenis ular pada tahun ini ialah ular air. 

     Dalam merayakan hari bahagia ini, banyak hal dilakukan oleh kaum Tionghoa untuk mengekspresikan kebahagiaannya. Ada yang merayakan dengan berpergian bersama keluarga, makan bersama di sebuah restoran, hingga berdoa kepada para leluhur serta keluarga mereka yang telah pergi terlebih dahulu. Semua perayaan dibentuk oleh setiap keluarga dengan keunikannya masing-masing. 

     Meskipun berbeda-beda, namun ada sebuah tradisi yang hingga kini masih dipegang erat oleh kaum Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tradisi tersebut ialah menyediakan jeruk kimkit di atas meja tamu atau bahkan sebuah pohon jeruk kimkit di sudut ruangan. Menurut orang Tionghoa, jeruk mempunyai arti yang baik bagi peruntungan mereka. Bagi mereka, bila selama imlek tidak ada jeruk, maka akan ada yang terasa kurang lengkap. Maka dari hal itulah, jeruk sering disebut sebagai buah imlek, terutama jeruk kimkit yang mencapai puncak masa panennya pada bulan November hingga Januari.

     Beberapa orang pun percaya bahwa jeruk kimkit yang sejatinya berwarna kuning kejingga-jinggaan ini sama dengan simbol warna emas atau kekayaan dalam budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa. Mereka percaya apabila buah yang ada pada pohon kimkitnya itu melambangkan banyaknya limpahan rezeki dan keberuntungan yang akan didapatkan oleh pemiliknya. Sehingga semakin banyak buah jeruk, maka semakin banyak pula rezeki yang akan didapatkannya. Selain itu, jeruk kimkit pun dianggap sebagai lambang keharmonisan keluarga. Hal ini dikarenakan oleh sifat alami dari petumbuhan buah itu sendiri. Saat musim panen tiba, jeruk yang dihasilkan akan tumbuh secara bergerombol di ujung ranting-ranting pohon, sehingga terlihat sangat akrab dan seperti keluarga yang bahagia. Rasa buah ini pun sangat beranekaragam. Ada yang manis, ada yang masam, dan ada pula yang merupakan campuran dari keduanya.

     Selain tradisi jeruk kimkit, masyarakat keturunan China yang berada di kawasan Tiongkok Selatan dan Asia Tenggara juga mempunyai tradisi unik lainnya dalam merayakan tahun baru China. Mereka akan membawa dua sampai empat buah jeruk mandarin ketika mereka mengunjungi kerabat dan relasi di hari Imlek. 

     Jeruk ini dianggap membawa keberuntungan bagi tuan rumah, karena dalam dialek Cantonese, jeruk mandarin terdengar seperti emas. Hal ini memberikan anggapan bahwa memberi jeruk sama seperti memberi emas, maka sebagai timbal balik, tuan rumah yang dikunjungi pun akan memberikan jeruk kepada tamunya. Hal ini didukung pula oleh sebuah kenyataan bahwa jeruk telah dipandang sebagai buah berharga yang dapat dijadikan sebagai upeti persembahan kepada kaisar sejak dahulu kala. 

     Selain tradisi jeruk kimkit dan jeruk mandarin, masih ada lagi tradisi lain yang dilakukan di hari imlek. Bagaimana dengan perayaan imlek di rumahmu?