Pada
tanggal 29 - 31 Oktober 2012, seorang siswa kelas sepuluh dari SMA Regina Pacis
turut berpartisipasi dalam kegiatan YCS Leadership Camp yang diadakan di Gunung
Geulis, Bogor. Dari acara yang diikuti oleh para pelajar SMA dan SMK Katolik se-Jabodetabek
ini, dia mendapatkan suatu pengalaman
berkesan.
Pada
hari kedua dia mengikuti acara ini, dia dan teman-teman dari berbagai SMA dan
SMK pergi menuju jalan raya Ciawi dengan tujuan untuk melihat langsung kondisi
lingkungan yang ada di sana. Di tempat itu, panitia membagi para peserta ke
dalam 2 kelompok besar. Setiap orang dalam kelompok pertama bertugas untuk
memunguti 1000 puntung rokok yang tersebar di sekitar jalan raya tersebut. Sedangkan setiap orang dari kelompok kedua
bertugas untuk memunguti 500 sedotan bekas.
Akhirnya
siswa ini pun tergabung dalam kelompok pertama yang bertugas untuk memunguti
1000 puntung rokok. Baginya, ini merupakan hal yang sangat menantang dan tidak
biasa untuk dilakukan. Hal ini tidak biasa, karena biasanya dia hanya memunguti
sampah yang berukuran besar, tidak sekecil puntung rokok. Dia pun cukup kaget
dengan tugas yang diberikan. “Apakah bisa
memunguti 1000 puntung rokok dengan wilayah hanya di sepanjang jalan ini?”,
pikirnya dalam batin.
Berbagai
cara pun dilakukan oleh semua peserta untuk mengumpulkan 500 sedotan dan 1000
puntung rokok. Mulai dari memunguti di pinggir jalan, masuk ke parit, masuk ke
rumah makan untuk meminta sedotan, menunggu orang yang merokok hingga habis, bahkan
mengambil dari tempat sampah dan lainnya. Semua itu dilakukan dengan tangan
kosong tanpa memakai sarung tangan. Orang-orang yang berlalu lalang cukup
dibuat bingung dengan apa yang mereka kerjakan. Terlebih lagi mereka pun harus
berorasi di tengah jalan dengan memilih
satu topik, yaitu lingkungan, radikalisme agama, atau kemiskinan. Tak sedikit
dari kami yang dianggap orang gila oleh warga sekitar dan orang yang lalu
lalang di jalan raya Ciawi.
Setelah
3 jam menjalankan tugas, para peserta kembali ke perkemahan untuk menghitung
jumlah puntung rokok dan sedotan yang telah mereka kumpulkan. Tidak ada yang
mencapai target 1000 puntung rokok, bahkan hanya ada 1 orang yang berhasil
mencapai 700 puntung rokok. Dia sendiri hanya berhasil mengumpulkan 200 puntung
rokok.
Para
peserta dari kelompok kedua rata-rata mengumpulkan 300 sedotan. Namun, apabila
semua hasil puntung rokok dan sedotan disatukan dengan kelompoknya
masing-masing pastilah semua kelompok akan mencapai target yang ditentukan,
karena masing-masing kelompok terdiri dari 6 hingga 7 orang.
Hasil
dari puntung rokok dan sedotan bekas akan diloakan oleh tim YCS dan hasilnya akan
disumbangkan untuk orang yang tidak mampu. Walaupun hasilnya tidak seberapa, namun
hal yang telah mereka lakukan merupakan bentuk kegiatan membersihkan
lingkungan.
Lewat
pengalaman ini, dia mengetahui bahwa ternyata masih banyak masyarakat Indonesia
yang belum membuang sampah pada tempatnya, terlebih sampah kecil seperti
sedotan dan puntung rokok. Sedotan dan puntung rokok memang sampah kecil, namun
apabila semua orang membuangnya secara sembarangan, tentu akan mengotori
lingkungan juga.
Lagipula,
pengalaman ini baru di Ciawi lho!
Bagaimana kalau kegiatan ini dilakukan di Jakarta? Coba bayangkan berapa banyak
sampah yang dapat kita kumpulkan. Pastinya sangat melimpah, bukan?
Jika
demikian, tunggu apa lagi? Tak perlu jauh-jauh membersihkan sampah yang ada di seluruh
Jakarta, cukup memulainya dari hal kecil seperti kegiatan “Go Green” yang diprogramkan OSIS. Apakah teman-teman memperhatikan
sampah kecil seperti sedotan dan puntung rokok ?
0 komentar:
Posting Komentar