Kamis, 24 Januari 2013

Siswa SMA Regina Pacis Buat Bahan Bakar dari Sampah

     Pengolahan sampah organik di SMA Regina Pacis Jakarta dapat dikategorikan cukup unik. Mulai dari karyawan hingga para muridnya pun dilatih untuk mengolah sampah yang ada di sekitarnya. Pasalnya, siswa - siswi kelas XI, jurusan IPA tepatnya, pada semester gasal lalu mendapatkan tugas Mulok (muatan lokal) untuk membuat briket arang. 

     Mata pelajaran muatan lokal yang dibimbing oleh Bapak Heri Purnama ini telah menjadi salah satu bidang studi yang disisipkan dalam mata pelajaran intrakulikuler. Bahkan, nilai mata pelajaran ini pun turut dicantumkan dalam rapot. Dengan demikian, diharapkan siswa - siswi dapat terpacu untuk mengerjakan tugas muatan lokal yang diberikan dan secara otomatis memiliki kemampuan untuk dapat mengolah sampah menjadi permata.

     Seperti yang telah disebutkan di atas, untuk tugas pertama mata pelajaran muatan lokal ini, siswa - siswi kelas XI IPA I dan XI IPA II dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang masing-masing beranggotakan 5 - 7 orang. Setelah itu, mereka diwajibkan untuk membuat briket dari sampah - sampah organik untuk kemudian diuji coba pada hari yang telah ditentukan. Bahan organik yang dipakai untuk membuat briket tidak ditentukan, alias bebas. Ada yang mencoba membuat briket dari batok kelapa, daun kering, ranting - ranting pohon yang telah dikeringkan sebelumnya, hingga sampah organik dari para pengrajin mebel, yaitu sebuk gergaji. 


     Bahan dasar tersebut hendaknya dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering dan tidak ada lagi kandungan airnya. Setelah itu, bahan-bahan organik yang telah dikumpulkan, nantinya akan di bakar dalam sebuah tong hingga menjadi arang. Arang-arang tersebut ditumbuk, dan dicampur dengan lem kanji yang dibuat dari tepung sagu dan air, dengan perbandingan empat banding tiga. Campuran tersebut kemudian dapat dicetak.


   Banyak kelompok yang kreatif dalam mencetak adonan tersebut. Ada yang mencetak adonan briket dengan botol plastik bekas minuman, cetakan kue, hingga cetakan agar-agar dengan bentuk yang unik dan menarik. Tak hanya sampai di situ, ada juga kelompok yang menambahkan serai dalam adonan briketnya, sehingga saat briket dibakar, briket tersebut akan mengeluarkan aroma serai yang wangi dan khas.

     Dengan demikian, selain mengolah sampah menjadi barang yang lebih berguna dan bernilai jual, siswa - siswi juga diasah untuk mampu berwirausaha sehingga menjadi bekal bagi  kehidupannya di masa yang akan datang. Bagaimana, tertarik untuk mencoba?

0 komentar:

Posting Komentar