Senin, 11 Maret 2013

Kimkit Meramaikan Imlek


     Perayaan Imlek selalu dirayakan pada tanggal yang berbeda-beda untuk setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan oleh adanya penyesuaian tanggal dengan kalender China, dimana tanggalan tersebut berbeda dengan kalender internasional yang biasa dipakai oleh Indonesia. Pada tahun 2013 ini, Imlek jatuh pada tanggal 10 Februari, tepatnya hari Minggu lalu. Tahun ini, shio naga digantikan oleh shio ular, dimana jenis ular pada tahun ini ialah ular air. 

     Dalam merayakan hari bahagia ini, banyak hal dilakukan oleh kaum Tionghoa untuk mengekspresikan kebahagiaannya. Ada yang merayakan dengan berpergian bersama keluarga, makan bersama di sebuah restoran, hingga berdoa kepada para leluhur serta keluarga mereka yang telah pergi terlebih dahulu. Semua perayaan dibentuk oleh setiap keluarga dengan keunikannya masing-masing. 

     Meskipun berbeda-beda, namun ada sebuah tradisi yang hingga kini masih dipegang erat oleh kaum Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tradisi tersebut ialah menyediakan jeruk kimkit di atas meja tamu atau bahkan sebuah pohon jeruk kimkit di sudut ruangan. Menurut orang Tionghoa, jeruk mempunyai arti yang baik bagi peruntungan mereka. Bagi mereka, bila selama imlek tidak ada jeruk, maka akan ada yang terasa kurang lengkap. Maka dari hal itulah, jeruk sering disebut sebagai buah imlek, terutama jeruk kimkit yang mencapai puncak masa panennya pada bulan November hingga Januari.

     Beberapa orang pun percaya bahwa jeruk kimkit yang sejatinya berwarna kuning kejingga-jinggaan ini sama dengan simbol warna emas atau kekayaan dalam budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa. Mereka percaya apabila buah yang ada pada pohon kimkitnya itu melambangkan banyaknya limpahan rezeki dan keberuntungan yang akan didapatkan oleh pemiliknya. Sehingga semakin banyak buah jeruk, maka semakin banyak pula rezeki yang akan didapatkannya. Selain itu, jeruk kimkit pun dianggap sebagai lambang keharmonisan keluarga. Hal ini dikarenakan oleh sifat alami dari petumbuhan buah itu sendiri. Saat musim panen tiba, jeruk yang dihasilkan akan tumbuh secara bergerombol di ujung ranting-ranting pohon, sehingga terlihat sangat akrab dan seperti keluarga yang bahagia. Rasa buah ini pun sangat beranekaragam. Ada yang manis, ada yang masam, dan ada pula yang merupakan campuran dari keduanya.

     Selain tradisi jeruk kimkit, masyarakat keturunan China yang berada di kawasan Tiongkok Selatan dan Asia Tenggara juga mempunyai tradisi unik lainnya dalam merayakan tahun baru China. Mereka akan membawa dua sampai empat buah jeruk mandarin ketika mereka mengunjungi kerabat dan relasi di hari Imlek. 

     Jeruk ini dianggap membawa keberuntungan bagi tuan rumah, karena dalam dialek Cantonese, jeruk mandarin terdengar seperti emas. Hal ini memberikan anggapan bahwa memberi jeruk sama seperti memberi emas, maka sebagai timbal balik, tuan rumah yang dikunjungi pun akan memberikan jeruk kepada tamunya. Hal ini didukung pula oleh sebuah kenyataan bahwa jeruk telah dipandang sebagai buah berharga yang dapat dijadikan sebagai upeti persembahan kepada kaisar sejak dahulu kala. 

     Selain tradisi jeruk kimkit dan jeruk mandarin, masih ada lagi tradisi lain yang dilakukan di hari imlek. Bagaimana dengan perayaan imlek di rumahmu?

0 komentar:

Posting Komentar